Banner Atas

Rabu, 20 April 2011

Artikel voa-islam.com

Selasa, 19 Apr 2011

Inilah Tadzkiroh Ustadz Baasyir: Dari Tauhid, Jihad Hingga Toghut

Jakarta (voa-islam) - Jangan pernah memberikan stigmatisasi terhadap Ustadz Abu Bakar Ba’asyir, sebelum Anda memahami betul nasihat dan pemikirannya yang bersumber dari Al Qur’an dan as-Sunnah. Dalam Buku “Seruan Tauhid Di Bawah Ancaman Mati” yang dibedah pada hari Ahad (17 April 2011) lalu di Gedung Juang 45, Menteng, Jakarta, terangkum taujih dan tadzkirah beliau.
Buku yang diterbitkan oleh Jamaah Anshorut Tauhid Media Center (JMC) itu merupakan materi eksepsi keberatan beliau atas dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang dibacakan pada persidangan ketiga tanggal 24 Februari 2011 di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan lalu. Buku itu, setidaknya menjadi kenangan-kenangan yang sangat berharga dari seorang ulama yang gigih memperjuangkan tegaknya syariat Islam.  
Untuk lebih memudahkan dalam mencerna pemikiran beliau, inilah intisari  yang  terangkum dalam taujih dan tadzkirah Ustadz Abu Bakar Ba’asyir, yang merupakan implementasi dari Al Qur’an dan Sunnah:
“Islam tidak tergantung kepada saya. Saya boleh kalian lenyapkan dengan izin Allah, tapi Islam tetap menang, kalian pasti hancur. Karena Islam adalah haq, sedangkan usaha-usaha kotor kalian adalah batil. Karena menentang Allah, kalian adalah makhluk hina. Oleh karena itu, kalian pasti hancur. Allah dan Rasul-Nya pasti menang.”
●”Ketahuilah, kewajiban Anda sekalian yang paling utama adalah memahami hakikat dinul Islam agar amalan Anda tidak batal. Selain itu, harus belajar memahami hakekat La Ilaaha Illallah.”
● “Hidup ini harus menyerahkan diri kepada Allah Swt sepenuhnya. Maksudnya kehidupan di dunia ini harus hanya diisi untuk mengabdi (ibadah) kepada Allah saja.”
● “Yang dimaksud ibadah hanya kepada Allah, pelaksanaannya bukan hanya menyembah. Tetapi, mengatur seluruh aspek kehidupan, dari urusan pribadi, keluarga, masyarakat dan Negara. Seluruh aspek kehidupan itu hanya diatur dengan hukum Allah dan sunnah Rasul-Nya secara kaffah alias seratus persen.”
●“Wahai pejabat negara yang beragama Islam, bila Anda mengatur hidup pribadi dan keluarga Anda dengan hukum Allah, akan tetapi Anda menolak mengatur Negara atau pemerintahan yang Anda kuasai dengan hukum Allah secara kaffah (menyeluruh), maka Anda bukan Muslim. Meskipun Anda mengamalkan shalat, puasa, zakat, haji dan lain-lain. Sebab Allah memerintahkan semua pemimpin agar mengatur rakyatnya dengan hukum Allah.”
● “Hakekat Diinul Islam yang harus diamalkan adalah mengatur seluruh aspek kehidupan dengan hukum Allah 100 persen, tidak boleh sepotong-sepotong dan dicampuraduk dengan hukum-hukum jahiliyah.”
● “Termasuk kewajiban setiap muslim adalah memahami hakekat tauhid, yakni Laa Ilaaha illallah. Sedangkan lawan dari tauhid adalah syirik. Antara tauhid dan syirik adalah dua perkara yang kontradiksi, seperti siang dan malam, tidak bisa bersatu dan berdamai serta tidak saling bertoleransi.
Antara Islam dan kafir tidak bisa dicampur. Bila ada tauhid, maka tidak boleh ada syirik. Bila ada syirik, tauhid harus pergi. Bila ada Islam, tidak boleh ada kekafiran. Bila ada kekafiran, Islam harus pergi tidak boleh bertoleransi. Tauhid adalah haq, syirik adalah batil. Islam adalah haq dan kafir adalah batil. Antara haq dan batil tidak boleh bercampur. Maka antara hukum tauhid dan hukum syirik, hukum Islam dan hukum kafir tidak boleh dicampur apapun alasannya. Kalau dicampur, maka tauhid dan Islamnya batal.”  
Tauhid Seorang Muslim Batal, Bila…
Berikut adalah pesan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir mengenai syarat sahnya tauhid. Menurutnya, syarat sahnya tauhid itu terbagi dealpan: 1) ilmu. 2) Ikrar. 3) yakin. 4) jujur. 5) mencintai. 6) tunduk dan menerima/mentaati semua hukum Allah. 7) ikhlas. 8) kafir kepada thogut dan iman kepada Allah.
● Syarat pertama diterimanya tauhid (keimanan kepada Laa Ilaaha Illallah) adalah ilmu untuk memahami hakekat maknanya. Bukan hanya tahu terjemahannya.
Orang yang beriman kepada Laa Ilaaha Illallah, wajib menolak empat perkara: Pertama, ia wajib menolak Ilah-ilah ((Tuhan-tuhan) selain Allah. Ia hanya beriman bahwa di alam semesta ini hanya Allah Ilah, tiada yang lain. Hakikat Ilah adalah wajib yakin bahwa dzat yang Maha Kuasa member manfaat dan menolak madhorot, hanya Allah, tidak ada yang lain.
Kedua, Ia wajib menolak Robb (Tuhan pengatur) selain Allah. Robb adalah pengatur. Ini berarti menyangkut menciptakan peraturan dan Undang-undang. Karena Allah yang menciptakan alam semesta ini, maka hanya Allah yang kuasa dan berhak menciptakan hukum kauni (hukum alam) maupun hukum syar’i.
Bila semua pejabat Negara ini mengaku beriman kepada Laa Ilaaha Illallah, mereka wajib menolak semua hukum ciptaan manusia yang bertentangan dengan hukum Allah. Dalam KUHP banyak ketentuan-ketentuan hukum yang bertentangan dengan hukum Allah. Maka mereka wajib menolak dan menggantinya dengan hukum Allah (syari’at Islam).
● Orang yang beriman kepada Laa Ilaaha Illallah, wajib mendasari imannya dengan keyakinan, tidak boleh ragu sedikit pun. Ia wajib yahin bahwa Ilah itu hanya Allah, dan yakin bahwa hukum Allah adalah hukum yang paling benar, paling modern, palung sesuai, untuk mengatur kehidupan untuk setiap bangsa dan zaman, tidak memerlukan amandemen.
● Orang yang beriman kepada Laa Ilaaha Illallah, wajib paling mencintai Allah, Rasul-Nya, Syari’at-Nya, Sunnah Nabi-Nya, dan jihad untuk membela agama-Nya. Adapun ciri orang beriman kepada Laa Ilaaha Illallah antara lain: Ia mencintai jihad untuk membela Islam di atas semua urusan dunia, maka ia sanggup mengorbankan apa saja, termasuk nyawanya untuk memenuhi panggilan jihad. Ini merupakan bukti kebenaran imannya.
● Hati-hati, jangan sampai Anda ditipu orang kafir, sehingga Anda diajak memerangi mujahid dengan dalih memerangi teroris, sehingga masuk Neraka gara-gara amalan ini. Orang Kafir mengajak Anda mematikan jihad yang Allah perintahkan, supaya Anda menghancurkan Islam. Sadarilah, karena tipuan orang-orang kafir, sehingga Anda membunuh mujahid, memenjarakan mereka dan menghalangi jihad. Bertobatlah sebelum ajal menjemput.
● Orang yang beriman kepada Laa Ilaaha Illallah, wajib bersedia dengan lapang dada menerima dan patuh secara mutlak kepada hukum Allah. Tidak ada tawar menawar, menjadikan Al Qur’an dan Sunnah seratus persen sebagai satu-satunya sumber hukum. Maka sikap orang mukmin, jika Allah dan Rasulnya sudah menetapkan hukum Allah, maka harus diterapkan kapan dan dimana saja berada. Siapa saja yang menolak hukum Allah, maka tauhidnya batal.
● Syarat sahnya iman lainnya adalah wajib meno;ak Andad, Andad jamak dari Niddun yang artinya tandingan, yaitru apa saja yang memalingkan dari Islam (tauhid). Andad bisa berbentuk harta, istri, anak dan lain-lain.
Soal Thogut
● Orang yang beriman kepada Laa Ilaaha Illallah, wajib menolak dan berlepas diri dari Toghut. Adapun Toghut diambil dari kata Tughyan yang artinya melampaui batas. Batas makhluk adalah hanya beribadah kepada Allah, hanya mengikuti aturan Allah. Ketika batas-batas ini dilampaui, maka itulah toghut.
● Mengatur negara mestinya dengan hukum Allah, tapi malah diatur dengan hukum ciptaan manusia, maka dia disebut toghut. Hakim yang mengadili perkara, mestinya dengan hukum Allah, tapi justru diadili dengan hukum ciptaan manusia yang bertentangan dengan hukum Allah, maka hakim itu toghut. Jaksa yang menuntut dengan hukum ciptaan manusia, maka ia disebut toghut. Maka semua pejabat yang mengatur NKRI dengan menolak hukum Allah adalah toghut.
● Iman kepada Laa Ilaaha Illallah  tidak sah kalau tidak kafir kepada toghut. Karena toghut adalah musuh Allah yang kerjanya merusak iman dan tauhid yang berusaha menegakkan kekafiran dan kemusyrikan.
● Thogut wajib diingkari dan ditolak, tidak boleh ada kompromi sedikitpun. Karena Toghut menjerumuskan rakyat kepada kegelapan, yakni kemusyrikan dan merusak keutuhan tauhid, maka semua toghut dan yang mengikutinya menjadi ahli neraka dan kekal di dalamnya.
 ● Wahai para pejabat Negara, tauhid Anda tidak ada gunanya, kalau Anda tidak tegas mengingkari toghut. Apalagi kalau Anda sendiri masih termasuk barisan toghut. Karena Anda masih mengurus Negara dengan hukum jahiliyah dan menolak hukum Allah. (Dirangkum oleh Desastian)

Kamis, 14 April 2011

Artikel voa-islam.com

Kamis, 14 Apr 2011

Doa, Proposal Pengubah Jalan Hidup Manusia

Manusia hidup dalam keterbatasan. Hal inilah yang kemudian mengilhami mereka untuk menciptakan pernyataan bahwa "tidak ada manusia yang sempurna". Dalam keterpurukan hidup dan kesempitan hati, sering kali mereka akhirnya sampai pada di titik nadir dan bernafas dalam pasrah.

Kesempatan inilah yang  kemudian mengilhami manusia untuk sekejap menengadahkan tangan memohon kepada yang Maha kuasa atas segala sesuatu. Semua terukir indah dalam lantunan doa yang dipanjatkan, dengan harapan bahwa kesulitan dapat terangkat dan beban hidup dapat berkurang.

Disinilah pula terletak pembuktian nyata betapa Allah sangat mengasihi dan Maha Kuasa atas para hambanya. Allah Subhanahu Wata'ala tidak akan pernah repot ataupun menolak segala keluh kesah mereka. Bahkan Allah Sang Maha Pengasih pun marah ketika manusia tidak meminta.

Doa yang kita panjatkan adalah bentuk nyata pengakuan dengan rendah hati bahwa Allah 'Azza wa Jalla adalah Maha Penguasa Langit dan bumi. Permohonan yang kita sampaikan tersebut bukan lantas menjadikan kita manusia yang rendah. Yang terjadi justru sebaliknya, doa menghapus jarak hati manusia yang jauh dengan penciptanya.
...Doa yang kita panjatkan adalah bentuk nyata pengakuan dengan rendah hati bahwa Allah 'Azza wa Jalla adalah Maha Penguasa Langit dan bumi...
Doa adalah pengakuan atas dosa yang sungguh-sungguh serta sebuah permohonan bagi pengampunan untuk diri yang berdosa. Lewat doa, bagi para manusia yang percaya,mereka akan kembali mendapatkan nafas hidupnya. Jelasnya, tanpa doa batin hidup manusia mungkin telah mengalami kematian.

Doa adalah pengakuan bahwa kita memerlukan pertolongan di luar batas kemampuan kita sendiri. Seseorang yang membentuk karakter dalam gaya hidup orang beriman, tentulah akan merajinkan dirinya untuk selalu lekat dalam permohonan kepada Allah Subhanahu Wata'ala.

Doa juga merupakan jembatan pernyataan terima kasih dan syukur kita kepada Sang Maha Pencipta, atas apapun yang dianugrahkan kepada kita, baik kesenangan ataupun kesedihan.
...Doa ibarat sebuah proposal tentang beberapa perubahan jalan hidup kita selanjutnya. Tentunya menuju yang lebih indah. Karena itu doa menjadi tidak saja sekedar sebuah seremoni ritual, tetapi juga merupakan bentuk kesadaran manusia, bahwa manusia membutuhkan yang Maha sempurna untuk membantu mengubah hidup mereka menjadi lebih baik...
Benar adanya bila kita berpendapat bahwa memang tidak ada yang kebetulan dalam dunia ini.  Setiap detik atas kesenangan dan kesedihan sudah digariskan. Dan lewat doa, kita seperti mengajukan sebuah proposal tentang beberapa perubahan jalan takdir kita selanjutnya. Tentunya menuju yang lebih indah. Doa adalah ibarat sebuah proposal di mana kita membeberkan apa kebutuhan dan latar belakang kita mengajukan permohonan itu, lengkap dengan tujuan, sasaran apa yang kita inginkan, kapan kita ingin mencapainya, dan metodologi atau proses apa yang akan kita lakukan dalam merealisasikan semua itu.

Semuanya secara rinci kita "tuliskan" dalam proposal tersebut. Dan akhirnya ... doa, tidak saja sekedar sebuah seremoni ritual, tetapi juga merupakan bentuk kesadaran kita sebagai manusia, bahwa ternyata dalam melakukan berbagai pekerjaan yang kita rencanakan, kita membutuhkan yang Maha sempurna untuk membantu kita.
Namun berdoa bukanlah sebuah bentuk pekerjaan pasif di mana kita menunggu dari Allah subhanahu Wata'ala tentang apa yang kita harapkan. Tetapi berdoa adalah perbuatan aktif di mana kita memberi laporan tentang diri kita kepada Nya.

Banyak orang lantas berpikir, mengapa saya sudah rajin meminta dan berdoa namun belum kunjung dikabulkan?

Pernahkah kita mengadakan kilas balik kualitas diri kita dalam berdoa?. Doa setiap hamba kepada Sang Khaliq akan selalu dikabulkan namun tergantung pada kualitas hambanya yang berdoa. Doa yang masih tertunda untuk terkabul mungkin adalah salah satu peringatan Allah kepada kita untuk memperbaiki kualitas diri dan ketaqwaanNya kepada Allah.

Pernahkah juga kita meneliti kembali ketaqwaan kita dalam berdoa?. Setiap orang yang berdoa agar doa dikabulkan hendaknya meningkatkan keimanan dan ketaqwaanNya, sehingga Allah memandang memang sepantasnya lah doa itu dikabulkan. Seperti seorang ibu yang mendoakan agar anaknya menjadi orang yang sholeh, namun si ibu tersebut menghabiskan waktu hidupnya untuk larut dalam pekerjaan duniawi saja, dan melupakan kewajibannya untuk mendidik anaknya tentang Islam. Maka agar mendapatkan anak yang sholeh, seperti permohonan dalam doa, dirinya wajib untuk meningkatkan kualitas ketaqwaannya.
...Yakinlah, ketika kita mencari Allah Subhanahu Wata'ala lewat khusuknya lantunan doa, kita pasti akan menemukanNya, kecuali jika kita tidak bersungguh- sungguh dalam menemukannya....
Pernahkah pula kita mengkaji ulang amal Kebaikan kita sebelum kita meminta hal itu dalam doa? Janji Allah Subhanahu Wata'ala untuk mengabulkan doa kita adalah nyata adanya, namun hal itu tentu saja berlaku jika kita memang telah pantas menerima nilai yang seharusnya kita terima. Lakukanlah dengan nyata kontribusi amal yang lebih besar daripada yang kita inginkan dalam doa. Amal kebaikan yang telah kita lakukan adalah salah satu faktor penyebab dikabulkannya sebuah doa.

Berdoalah dengan sebenar- benarnya. Dan lupakanlah bahwa kita berdoa hanya untuk membuat telinga orang lain terkesan.  Sampaikan permohonan doa dengan tulus, dan ikhlas. Yakinlah, ketika kita mencari Allah lewat khusuknya doa, kita pasti akan menemukanNya, kecuali jika kita tidak bersungguh- sungguh dalam menemukannya....
(Syahidah)