Banner Atas

Jumat, 25 Februari 2011

Artikel voa-islam.com

Jum'at, 25 Feb 2011
Cetak | Kirim

Diancam Hukuman Mati, Ba'asyir Tetap Berdakwah

JAKARTA (voa-islam.com) – Tak peduli dengan ancaman hukuman mati yang dibidikkan puluhan jaksa kepada dirinya, Ustadz Abu Bakar Ba’asyir tetap semangat mendakwahkan kebenaran kepada bangsa Indonesia. Didakwa terorisme, Ustadz Abu tetap berdakwah.

Meski 32 Jaksa Penuntut Umum (JPU) telah menjerat dirinya dengan pasal terorisme dengan ancaman hukuman mati, dalam dugaan tindak pidana terorisme, amir Jama’ah Anshorut Tauhid Abu Bakar Ba’asyir tak kendur berdakwah. Dalam eksepsi (tanggapan terhadap dakwaan jaksa) yang disampaikan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Kamis (24/2/2011), ustadz kharismatik yang akrab disapa Ustadz Abu ini menyampaikan tadzkiroh (peringatan dan nasihat) kepada bangsa Indonesia.

Dengan pakaian khas gamis putih, kopiah putih dan sorban warna merah Ustadz Abu membacakan eksepsi yang berisi dakwah Tauhid. Pukul 09.15 Ustadz Abu mulai membacakan eksepsi yang dicetak dalam bentuk buku setebal 90 halaman. Ketika membaca ayat-ayat Al-Qur’an, beberapa kali Ustadz Abu berhenti membaca, sesenggukan menahan haru terhadap makna ayat-ayat Allah.

Tadzkiroh Ustadz Abu itu ditujukan secara spesifik kepada tiga kalangan, yaitu para pejabat negara yang beragama Islam, rakyat Indonesia yang beragama Islam, dan kaum kafirin. Di setiap poin nasihat dan peringatan, tak lupa Ustadz Abu mencantumkan dalil Al-Qur’an, Hadits Nabi dan pendapat para ulama.

Kepada para pejabat negara yang beragama Islam, Ustadz Abu menyampaikan dakwah tentang hakikat Dinul Islam, hakikat kalimat ‘La ilaha illallah,’ konsekuensi ‘La ilaha illallah,’ dan delapan syarat sahnya Tauhid. “Wahai Para hamba Allah pejabat Negara yang mengaku beragama Islam, ketahuilah bahwa kewajiban anda sekalian yang paling utama adalah memahami hakikat Dinul Islam,” nasihatnya.

....Wahai Para hamba Allah pejabat Negara yang mengaku beragama Islam, ketahuilah bahwa kewajiban anda sekalian yang paling utama adalah memahami hakikat Dinul Islam....

Selanjutnya Ustadz Abu menyerukan agar para pejabat Muslim menegakkan khilafah Islamiyah dan jihad fisabilillah. “Wahai para pejabat yang mengaku muslim, anda sekalian juga diwajibkan berjuang menegakkan khilafah/daulah Islamiyah. Semua umat Islam termasuk anda sekalian wajib meluruskan negeri karunia Allah NKRI ini menjadi Negara Islam karena ini tuntutan laa ilaaha illallah,” tegasnya. “Ketahuilah wahai para pejabat yang beriman kepada laa ilaaha illallah, bahwa tanpa jihad, Islam dan umat Islam akan menjadi lemah diinjak-injak orang kafir,” tambahnya.

Sedangkan kepada kaum muslimin yang bukan pejabat pemerintah, Ustadz Abu menjelaskan pentingnya hakikat Islam dan Tauhid. Pengasuh Pesantren Al-Mukmin Ngruki ini juga menekankan kewajiban mencari ilmu bagi setiap muslim. Selain itu, Ustadz Abu memperingatkan umat Islam agar tidak mengejek para mujahid Islam dengan sebutan teroris.

“Antum harus hati-hati jangan menyebut mujahid dengan sebutan teroris hanya karena tidak setuju dengan cara kerjanya. Kita boleh tidak sependapat dengan mereka, tapi kita tidak boleh menuduh mereka teroris,” ujarnya. “Ketahuilah, kalimat ‘teroris’ itu sengaja disebarluaskan oleh Zionis musuh Allah dan para anteknya. Perang melawan teroris yang disebarluaskan oleh musuh-musuh Allah itu sebenarnya perang melawan para mujahidin,” tambahnya.

....Ketahuilah, kalimat ‘teroris’ itu sengaja disebarluaskan oleh musuh Allah. Perang melawan teroris yang disebarluaskan oleh musuh-musuh Allah itu sebenarnya perang melawan para mujahidin....

Selanjutnya kepada kaum kafirin, Ustadz Abu menjelaskan bahaya kekafiran di hadapan Allah. “Wahai hamba-hamba Allah kaum kafirin, ketahuilah bahwa anda sekalian adalah hidup dalam kegelapan dan kesesatan sehingga setiap langkah anda di dunia pasti membawa kerusakan baik lahir maupun batin,” jelasnya.

Setelah menyampaikan bahaya kekafiran, Ustadz Abu mengajak agar kaum kafirin kembali kepada agama yang benar. “Maka bersegeralah memeluk Islam satu-satunya jalan yang menyelamatkan sebelum kematian menjemput anda sekalian jangan sampai anda sekalian mati dalam kekafiran (tidak memeluk islam) yang membawa penyesalan dan penderitaan,” ajaknya.

Usai mengutip ayat Al-Qur’an surat Al-Mukminun ayat 99-100, Ustadz Abu menutup tadzkiroh kepada kaum kafirin dengan seruan Islam. “Wahai hamba-hamba Allah yang masih kafir segeralah masuk Islam agar anda sekalian selamat. Yaa Allah saksikanlah saya sudah sampaikan kebenaran ini menurut kemampuan saya,” pungkasnya. [silum]

Selasa, 15 Februari 2011

Artikel dari Dakwatuna.com

Rahasia Senyum Muhammad saw.

23/4/2008 | 16 Rabiuts Tsani 1429 H | Hits: 20.370
Oleh: Ulis Tofa, Lc

Kirim Print
dakwatuna.com - Ketika Anda membuka lembaran sirah kehidupan Muhammad saw., Anda tidak akan pernah berhenti kagum melihat kemuliaan dan kebesaran pribadi beliau saw.
Sisi kebesaran itu terlihat dari sikap seimbang dan selaras dalam setiap perilakunya,  sikap beliau dalam menggunakan segala sarana untuk meluluhkan kalbu setiap orang dalam setiap kesempatan.
Sarana paling besar yang dilakukan Muhammad saw. dalam dakwah dan perilaku beliau adalah, gerakan yang tidak membutuhkan biaya besar, tidak membutuhkan energi berlimpah, meluncur dari bibir untuk selanjutnya masuk ke relung kalbu yang sangat dalam.
Jangan Anda tanyakan efektifitasnya dalam mempengaruhi akal pikiran, menghilangkan kesedihan, membersihkan jiwa, menghancurkan tembok pengalang di antara anak manusia!. Itulah ketulusan yang mengalir dari dua bibir yang bersih, itulah senyuman!
Itulah senyuman yang direkam Al Qur’an tentang kisah Nabi Sulaiman as, ketika Ia berkata kepada seekor semut,
“Maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa: “Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; Dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh”. An Naml:19
Senyuman itulah yang senantiasa keluar dari bibir mulia Muhammad saw., dalam setiap perilakunya. Beliau tersenyum ketika bertemu dengan sahabatnya. Saat beliau menahan amarah atau ketika beliau berada di majelis peradilan sekalipun.
فهذا جرير -رضي الله عنه- يقول -كما في الصحيحين-: ما حَجَبني رسولُ الله -صلى الله عليه وسلم- منذُ أسملتُ، ولا رآني إلا تَبَسَّم في وجهي.
Diriwayatkan dari Jabir dalam sahih Bukhari dan Muslim, berkata, “Sejak aku masuk Islam, Rasulullah saw tidak pernah menghindar dariku. Dan beliau tidak melihatku kecuali beliau pasti tersenyum kepadaku.”
Suatu ketika Muhammad saw. didatangi seorang Arab Badui, dengan serta merta ia berlaku kasar dengan menarik selendang Muhammad saw., sehingga leher beliau membekas merah. Orang Badui itu bersuara keras, “Wahai Muhammad, perintahkan sahabatmu memberikan harta dari Baitul Maal! Muhammad saw. menoleh kepadanya seraya tersenyum. Kemudian beliau menyuruh sahabatnya memberi harta dari baitul maal kepadanya.”
Ketika beliau memberi hukuman keras terhadap orang-orang yang terlambat dan tidak ikut serta dalam perang Tabuk, beliau masih tersenyum mendengarkan alasan mereka.
يقول كعب -رضي الله عنه- بعد أن ذكر اعتذار المنافقين وحلفهم الكاذب: فَجِئْتُهُ فَلَمَّا سَلَّمْتُ عَلَيْهِ تَبَسَّمَ تَبَسُّمَ الْمُغْضَبِ، ثُمَّ قَالَ «تَعَالَ» . فَجِئْتُ أَمْشِي حَتَّى جَلَسْتُ بَيْنَ يَدَيْهِ.
Ka’ab ra. berkata setelah mengungkapkan alasan orang-orang munafik dan sumpah palsu mereka:
“Saya mendatangi Muhammad saw., ketika saya mengucapkan salam kepadanya, beliau tersenyum, senyuman orang yang marah. Kemudian beliau berkata, “Kemari. Maka saya mendekati beliau dan duduk di depan beliau.”
Suatu ketika Muhammad saw. melintasi masjid yang di dalamnya ada beberapa sahabat yang sedang membicarakan masalah-masalah jahiliyah terdahulu, beliau lewat dan tersenyum kepada mereka.
Beliau tersenyum dari bibir yang lembut, mulia nan suci, sampai akhir detik-detik hayat beliau.
- يقول أنس -كما في الصحيحين-: بينما الْمُسْلِمُونَ في صَلاَةِ الْفَجْرِ مِنْ يَوْمِ الإِثْنَيْنِ وَأَبُو بَكْرٍ يُصَلِّي بَهُمْ لَمْ يَفْجَأْهُمْ إِلاَّ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَدْ كَشَفَ سِتْرَ حُجْرَةِ عَائِشَةَ، فَنَظَرَ إِلَيْهِمْ وَهُمْ فِي صُفُوفِ الصَّلاَةِ. ثُمَّ تَبَسَّمَ يَضْحَكُ!
Anas bin Malik berkata diriwayatkan dalam sahih Bukhari dan Muslim, “Ketika kaum muslimin berada dalam shalat fajar, di hari Senin, sedangkan Abu Bakar menjadi imam mereka, ketika itu mereka dikejutkan oleh Muhammad saw. yang membuka hijab kamar Aisyah. Beliau melihat kaum muslimin sedang dalam shaf shalat, kemudian beliau tersenyum kepada mereka!”
Sehingga tidak mengherankan beliau mampu meluluhkan kalbu sahabat-shabatnya, istri-istrinya dan setiap orang yang berjumpa dengannya!
Menyentuh Hati
Muhammad saw. telah meluluhkan hati siapa saja dengan senyuman. Beliau mampu “menyihir” hati dengan senyuman. Beliau menumbuhkan harapan dengan senyuman. Beliau mampu menghilangkan sikap keras hati dengan senyuman. Dan beliau saw. mensunnahkan dan memerintahkan umatnya agar menghiasi diri dengan akhlak mulia ini. Bahkan beliau menjadikan senyuman sebagai lahan berlomba dalam kebaikan. Rasulullah saw.  bersabda,
فقال: (وتبسمك في وجه أخيك صدقة) رواه الترمذي وصححه ابن حبان.
“Senyummu di depan saudaramu adalah sedekah.” At Tirmidzi dalam sahihnya.
Meskipun sudah sangat jelas dan gamblang petunjuk Nabi dan praktek beliau langsung ini, namun Anda masih banyak melihat sebagaian manusia masih berlaku keras terhadap anggota keluarganya, tehadap rumah tangganya dengan tidak menebar senyuman dari bibirnya dan dari ketulusan hatinya.
Anda merasakan bahwa sebagian manusia -karena bersikap cemberut dan muka masam- mengira bahwa giginya bagian dari aurat yang harus ditutupi! Di mana mereka di depan petunjuk Nabi yang agung ini! Sungguh jauh mereka dari contoh Nabi muhammad saw.!
Ya, kadang Anda melewati jam-jam Anda dengan dirundung duka, atau disibukkan beragam pekerjaan, akan tetapi Anda selalu bermuka masam, cemberut dan menahan senyuman yang merupakan sedekah, maka demi Allah, ini adalah perilaku keras hati, yang semestinya tidak terjadi. Wal iyadzubillah.
Pengaruh Senyum
Sebagian manusia ketika berbicara tentang senyuman, mengaitkan dengan pengaruh psikologis terhadap orang yang tersenyum. Mengkaitkannya boleh-boleh saja, yang oleh kebanyakan orang boleh jadi sepakat akan hal itu. Namun, seorang muslim memandang hal ini dengan kaca mata lain, yaitu kaca mata ibadah, bahwa tersenyum adalah bagian dari mencontoh Nabi saw. yang disunnahkan dan bernilai ibadah.
Para pakar dari kalangan muslim maupun non muslim melihat seuntai senyuman sangat besar pengaruhnya.
Dale Carnegie dalam bukunya yang terkenal, “Bagaimana Anda Mendapatkan Teman dan Mempengaruhi Manusia” menceritakan:
“Wajah merupakan cermin yang tepat bagi perasaan hati seseorang. Wajah yang ceria, penuh senyuman alami, senyum tulus adalah sebaik-baik sarana memperoleh teman dan kerja sama dengan pihak lain. Senyum lebih berharga dibanding sebuah pemberian yang dihadiahkan seorang pria. Dan lebih menarik dari lipstik dan bedak yang menempel di wajah seorang wanita. Senyum bukti cinta tulus dan persahabatan yang murni.”
Ia melanjutkan, “Saya minta setiap mahasiswa saya untuk tersenyum kepada orang tertentu sekali setiap pekannya. Salah seorang mahasiswa datang bertemu dengan pedagang, ia berkata kepadanya, “Saya pilih tersenyum kepada istriku, ia tidak tau sama sekali perihal ini. Hasilnya adalah saya menemukan kebahagiaan baru yang sebelumnya tidak saya rasakan sepanjang akhir tahun-tahun ini. Yang demikian menjadikan saya senang tersenyum setiap kali bertemu dengan orang. Setiap orang membalas penghormatan kepada saya dan bersegera melaksanakan khidmat -pelayanan- kepada saya. Karena itu saya merasakan hidup lebih ceria dan lebih mudah.”
Kegembiraan meluap ketika Carnegie menambahkan, “Ingatlah, bahwa senyum tidak membutuhkan biaya sedikitpun, bahkan membawa dampak yang luar biasa. Tidak akan menjadi miskin orang yang memberinya, justeru akan menambah kaya bagi orang yang mendapatkannya. Senyum juga tidak memerlukan waktu yang bertele-tele, namun membekas kekal dalam ingatan sampai akhir hayat. Tidak ada seorang fakir yang tidak memilikinya, dan tidak ada seorang kaya pun yang tidak membutuhkannya.”
Betapa kita sangat membutuhkan sosialisasi dan penyadaran petunjuk Nabi yang mulia ini kepada umat. Dengan niat taqarrub ilallah -pendekatan diri kepada Allah swt.- lewat senyuman, dimulai dari diri kita, rumah kita, bersama istri-istri kita, anak-anak kita, teman sekantor kita. Dan kita tidak pernah merasa rugi sedikit pun! Bahkan kita akan rugi, rugi dunia dan agama, ketika kita menahan senyuman, menahan sedekah ini, dengan selalu bermuka masam dan cemberut dalam kehidupan.
Pengalaman membuktikan bahwa dampak positif dan efektif dari senyuman, yaitu senyuman menjadi pendahuluan ketika hendak meluruskan orang yang keliru, dan menjadi muqaddimah ketika mengingkari yang munkar.
Orang yang selalu cemberut tidak menyengsarakan kecuali dirinya sendiri. Bermuka masam berarti mengharamkan menikmati dunia ini. Dan bagi siapa saja yang mau menebar senyum, selamanya ia akan senang dan gembira. Allahu a’lam

Rabu, 09 Februari 2011

Sari Kuma, Madu, Zaitun, Habbatussauda

Assalamu'alaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, mulai hari Jum'at tgl 28 januari 2011 saya berjualan secara offline maupun online produk herbal sari kurma Al-Jazira, sari kurma Premium, madu murni + pollen, minyak zaitun murni, habbah 99 (habbatussauda murni) dan produk herbal lainnya, anda dapat menghubungi dan mengunjungi di Jalan Adam Malik Perumahan Citra Griya Blok D No.11 RT.26 Kel Karang Asam Ilir Samarinda Kalimantan Timur 75126. No.HP. 0852 4609 1231. Alami, higienis tanpa bahan pengawet. Insya Allah sehat dan berkah. Amiiin ya Allah. Wassalamu'alaikum Wr.Wb.